Masukkan Kata Kunci Yang Ingin Anda Cari:

Minggu, 05 Juni 2011

Mr. Mazlan

Mr. Mazlan


2DAYBLOGGER.COM

Posted: 03 Jun 2011 07:28 PM PDT

2DAYBLOGGER.COM


Boleh Ke Entri Kita Jadi Top 5 Dalam Masa 5 Minit?-Tip Blogging 2DayBlogger

Posted: 03 Jun 2011 02:27 AM PDT

Assalamualaikum rakan-rakan semua…

Hari ini saya terasa ingin berblogwalking dan terjumpalah beberapa perkara hangat.Antaranya mengenai budak 14 tahun yang buat pengakuan pernah buat seks dan hari ini terjumpa pula dengan isu Pendekar Berkuda.Saya tak tahu apa yang berlaku dan saya taknak tahu pun dengan masalah itu tapi saya dah baca semua entri-entri yang berkaitan cuma taknak cakap apa-apa.

Tapi saya tertarik dengan statement yang dikemukan oleh Pendekar Berkuda yang berbunyi:-

“Ingat ya.. setiap kali aku buat entry.. 5 minit saja untuk masuk Top 5 Google… Bolehkah kamu buat itu?? Tidak kan??”

Persoalan saya,boleh ke kita buat macam tu?memang hebat kan?hehe..Saya tidak nafikan bahawa Pendekar Berkuda memang minat untuk belajar SEO ini dan saya pernah berborak-borak dengan dia di Twitter.Tapi kalau mengenai SEO,saya rasa korang patut tanya saya sebab saya sudah lama menguasai teknik SEO ini..hehe..macam hebat je kan?perasan tol.

Sebelum Pendekar Berkuda mahupun Faizal Fredley belajar mengenai SEO,saya sudah lama mendalami ilmu SEO ini.Sebab itu trafik dan Alexa Rank saya lebih tinggi daripada mereka.Tapi mereka berdua lebih famous dari saya kan?sedih tol.hehe…tak saya tak kisah pun sebab blog SEO adalah 100% bergantung kepada Search Engine.Walaupun blog saya tidak famous tetapi visitor blog saya tetap melebihi 10K visitor sehari.

Cukuplah entri untuk memuji diri sendiri dan sekarang ini kita sembang pula mengenai tajuk entri ini.Boleh kita blog kita diindex dengan begitu cepat di Search Engine?5 minit kita publish dah boleh diindex betul ke??Jawapan saya mungkin betol dan mungkin juga tidak.Kenapa?sebabnya saya pernah melakukannya jadi tidak mustahil orang lain pun boleh melakukannya.

Baiklah,sekarang mari kita lihat satu persatu.Kenapa saya kata ia mungkin betul dan kenapa saya cakap ia mungkin tidak betul.

Kenapa saya katakan ia mungkin betul?

Cepat atau lambat entri kita diindex di search engine adalah bergantung kepada crawl dari search engine dan Crawl ini akan sentiasa melawat blog kita untuk melihat entri-entri yang baru.Ia mungkin datang cepat @ ia juga mungkin datang lambat.Mungkin ia akan datang setiap minit,setiap jam dan lain-lain.Saya tak pasti mengenai tempoh masa yang diambil oleh Crawl untuk datang ke blog kita.

Baiklah,katakanlah Crawl Google akan datang ke blog kita pada jam 9.30 pagi.Ini cuma contoh je ni.Dan kita pula publish entri kita pada jam 9.25 pagi.Bila sampai je Crawl ke blog kita dan dia perasan dengan entri baru kita,dia terus akan check keyword density dan indexkan ke search engine.Jika keyword density kita lebih tinggi daripada orang lain,jadi entri kita boleh berada di 1st page menggunakan keyword-keyword tertentu.

Jadi tidak mustahil lah yang Pendekar Berkuda mengatakan entri dia boleh dia index di Google dalam masa 5 minit.Betul tak?

Kenapa saya kata ia mungkin tidak betul?

Masalahnya kita tahu ke bila crawl itu akan datang ke blog kita?tidak kan?jadi disitulah masalahnya.Mungkin masa itu Crawl sedang bercuti ke,sedang berehat ke,jadi ia akan masa untuk datang ke blog kita.jadi lambatlah entri kita di index.Betol tak??

Tapi itu cuma andaian jelah.Crawl itu robot,mane ada bercuti @ berehat..hehe…

Tapi secara purata setiap entri blog saya akan diindex di search engine dalam masa 10 minit.Insya-Allah.Itu pun sebab dibantu oleh code robots.txt dan juga tool daripada plugin dan Google Webmaster.Terima kasih third party =).

Walaupun mengeluarkan statement itu “ 5 minit saja untuk masuk Top 5 Google… Bolehkah kamu buat itu?? Tidak kan??” nampak agak tidak sesuai dan tidak enak dibaca.Betol tak.Lebih baik kita jadi macam resam padi,makin berisi,makin tunduk.Betol tak?

Adakalanya saya pun masa nak bagi tips-tips ni sebab dah ramai yang nak jadi cikgu.hehe..Jadi baik saya jadi anak murid lah pula kan?Tapi insya-Allah,saya tetap akan kongsikan ilmu-ilmu saya kepada rakan-rakan blogger sekalian.Ilmu ni tak luak kalau dikongsikan tetapi ia semakin bertambah.Insya-Allah.

Akhir kata,kita kena ingat bahawa masih ramai yang lebih hebat daripada kita tetapi orang-orang hebat ini jarang menunjukkan belang sebenar mereka.Hati-hati dengan apa yang kita nak tulis dan jangan jadi seperti budak 14 tahun itu.Mengaibkan diri sendiri,keluarga dan juga agama.

Sekian.Harap perkongsian ini dapat menambahkan ilmu korang semua.Amin.

Related Posts:

IchsanX

Posted: 03 Jun 2011 03:24 PM PDT

IchsanX


Menguak Misteri Gitar

Posted: 03 Jun 2011 03:18 AM PDT



Oleh Purwanto Setiadi

Ketika Dewa Budjana melepas hasil proyek solo pertamanya ke pasar pada 1997, dia melakukannya tanpa pertimbangan yang rumit. "Waktu itu saya nekat saja," katanya.

Nekat memang kata yang pas untuk melabeli tindakan memasarkan sebuah album instrumental (musik tanpa penyanyi) yang mengekspos gitar. Bagaimana tidak? Biarpun gitar merupakan instrumen musik yang dimainkan begitu banyak orang — baik iseng-iseng dan amatiran maupun serius dan profesional— hingga saat itu di dalam negeri tak ada yang berani memproduksi sebuah album permainan gitar semata; apalagi dengan jenis musik yang jauh dari catchy dan lurus-lurus saja, seperti yang dilakukan The Shadows pada akhir 1950-an hingga akhir 1960-an.

Album Nusa Damai, yang dikemas dalam format kaset, berisi komposisi-komposisi yang dikumpulkan Budjana sejak awal 1980-an, saat dia masih bersama band pertamanya, Squirrel. Musik di dalamnya jauh berbeda dibandingkan dengan Gigi, yang sebetulnya justru mengangkat nama Budjana ke tataran populer. Tapi album ini justru bisa lahir berkat Gigi; sukses band pop rock yang didirikan pada 1994 inilah yang memungkinkan Budjana mengumpulkan modal untuk memproduksi proyek yang lebih personal itu.

Proyek personal, dengan dana sendiri pula, tentu memberi keleluasaan. Untuk menggarapnya di studio, Budjana menggandeng antara lain Arie Ayunir (drum, perkusi), Bintang Indrianto (bas), Indra Lesmana (piano), dan Riza Arshad (akordeon). Proses rekamannya dilakukan secara langsung (live).

I Dewa Gede Budjana, yang lahir di Waikabubak pada 30 Agustus 1963, memang memendam gairah yang besar terhadap gitar. Bukan saja gitar sebagai instrumen, melainkan juga sebagai alat untuk mengekspresikan seni bagaimana memainkannya. Mengaku terpengaruh antara lain John McLaughlin dan Pat Metheny, para seniman gitar yang bagaikan menara tegak menembus langit, Budjana tekun mengasah diri. Dia percaya bahwa, dalam kata-katanya, "Gitar itu misteri, seperti wanita. Sampai mati mungkin baru ketemu 100 persen misterinya."

Album debut solonya, tentu saja, belum merupakan penemuan "100 persen misteri" gitar. Walau demikian, paling tidak dia telah memperlihatkan betapa ketekunan, kecintaan, dan imajinasi bisa menghadirkan olahan gitar dalam beragam suasana. Di sini dia bukan saja menyajikan sederet komposisi dan memainkan gitar. Lebih dari itu, dia pun melakukan penataan atas komposisi-komposisi itu, berdasarkan desain yang dibayangkannya.

Seperti halnya arsitek, dia merancang sajian setiap komposisi sesuai tema atau suasana yang menjadi sumber ide penulisannya. Dalam hal ini, misalnya, dia bisa memilih atau memadukan aneka instrumen, termasuk macam-macam gitar yang dibutuhkan.

Mereka yang mengikuti karier solo Steve Howe, gitaris Yes dan Asia, pasti tak asing dengan siasat seperti itu. Tapi Budjana memilih memasuki pula wilayah yang barangkali hanya mungkin terpikirkan oleh orang Timur (khususnya Bali, seperti Budjana). Di album-albumnya kemudian, selain keragaman formula musik, dia pun menyisipkan komposisi yang memendam pesan yang dalam; bahkan dengan Gitarku (2000), dia sengaja merancangnya sebagai sarana untuk relaksasi dan meditasi. Boleh dibilang ini merupakan lompatan dari apa yang sudah dia lakukan.

Album itu memuat komposisi yang disajikan sederhana. Improvisasinya tak rumit. Tata suaranya lebih banyak natural — kesukaan Budjana. Dan tema yang diekspresikan (refleksi perjalanan hidup, karier, juga hubungan baik antara musisi Indonesia dan negara-negara lain) sangat selaras dengan pola musiknya.

Setelah Budjana "membuka pintu", sekalipun tanpa timbul keramaian sama sekali, ceruk musik instrumental gitar menjadi tak seperti ruang kosong lagi, walau tak sepenuhnya ramai juga. Setahun setelah Nusa Damai, munculTohpati (dari gitaris Tohpati, tentu saja).

Lalu berturut-turut Di Sini Ada Kehidupan (1999, oleh gitaris senior Donny Suhendra) dan Globalism (1999, album debut Batuan Ethnic Fusion, yang menonjolkan sang master teknik double touch-tapping, Balawan).

Mereka yang menyukai album instrumental gitar pasti mengharapkan lebih banyak lagi karya. Dan lebih banyak lagi gitaris yang berani mengikuti jejak Budjana, menguak aneka misteri gitar, dan terus-menerus melakukannya. Tapi, karena berbagai alasan, ini barangkali harapan yang terlalu muluk. Muncul lagi satu-dua gitaris selain Budjana, Tohpati, Donny, dan Balawan saja rasanya sudah bagus.

Yang mana pun kemungkinannya, Budjana-lah yang memulainya, juga kemudian ikut merawatnya.

--
Foto: Tempo/Dwianto Wibowo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar